Selasa, 27 September 2011

SLD-400 (Pendeteksi Sniper Racikan Negeri Mode Dunia)

SLD-400 (Cortesy of Cilas)


Penembak runduk (sniper) merupakan ancaman yang sangat significant dalam suatu operasi tempur. Hal ini juga dihadapi oleh pasukan perdamaian dari Perancis yang tergabung dalam SFOR pada saat bertugas di Bosnia. Setidaknya 80 personil pasukan Perancis Gugur dalam tugas diakibatkan oleh tembakan penembak runduk di Serajevo selama tahun 1992.

Berdasarkan kejadian tersebut dan kekhawatiran akan jatuhnya korban lebih banyak lagi, Departemen Pertahanan Perancis di Paris meminta kepada pihak Industri pertahanan untuk menciptakan alat yang dapat meng-counter ancaman dari para sniper ini.

Salah satu industri pertahanan Perancis yang teribat dalam upaya pembuatan alat pendeteksi keberadaan sniper ini adalah Cilas, industri yang mengkhususkan produknya pada perangkat optic-elektronic (optronic), yang merupakan anak perusahaan dari EADS. Saat itu peralatan yang ada hanyalah alat deteksi akustik yang aslinya dikembangkan oleh pihak militer Inggris untuk mendukung operasi mereka di Irlandia Utara.

Saat di uji di Bosnia, system tersebut ternyata tidak membuahkan hasil karena ketidakakuratannya, respon yang lambat dan beberapa factor lainnya. Alat ini bekerja berdasarkan pendeteksian bunyi saat penembakan, dan saat peluru berjalan menuju target, dengan bantuan perangkat microphone, baru lokasi sniper dapat diketahui.

Para teknisi Cilas berupaya keras untuk mencari solusi yang terbaik, maka mereka mencoba untuk mendapatkan cara yang lebih efisien. Dari berbagai percobaan, Cilas mencoba untuk mendeteksi keberadaan sniper berdasarkan unit pembidik yang dipasang pada senapan runduk. Maka dicobalah suatu metode dengan prinsip sinar mata kucing atau "The Cat Eye Principle".

Lensa optic telescope dapat menghasilkan suatu energi yang dapat ditangkap oleh sapuan sinar laser, saat sapuan sinar laser tersebut menangkap object optic telescope, maka akan ditampakkan pada layar monitor, sehingga keberadaan penembak runduk dapat diketahui sebelum ia menjalankan aksinya.

Seperti halnya lampu utama pada mobil/kendaraan, refleksi sinar yang ditimbulkan oleh retina mata kucing dapat terlihat dikegelapan. Demikian juga halnya dengan bola mata sniper yang sedang melakukan pembidikan dengan telescope dapat dideteksi dengan bantuan sapuan sinar laser yang tidak terlihat. Kemudian sistem laser transmitter/receiver akan secara instant dan akurat melokalisir keberadaan sniper tersebut.

Pengembangan dari kemampuan jarak tembak 300 sampai 600 meter ditingkatkan sampai dengan kemampuan jarak sapuan lebih dari 1000 meter, bahkan kemudian sampai kepada jarak 4000 meter.  Seperti diketahui, dengan munculnya senapan runduk caliber 12,7mm atau .50, jarak tembak sniper dapat mencapai jarak efektif mematikan sampai 1000 meter.

Salah satu alat deteksi keberadaan sniper ini oleh pihak Cilas diberi kode SLD-400.  Perangkat ini terdiri dari dua bagian utama, perangkat deteksi yang merupakan laser transmitter/receiver dengan menggunakan alat penyangga tiga-kaki (tripod) dan unit processor/monitor yang hampir sama bentuknya dengan perangkat laptop, keduanya dihubungkan dengan kabel khusus tipe RS 232 serial link.

Perangkat ini bekerja dengan bantuan batere 24 Volt standar militer (MIL STD 1275 A) yang dapat beroperasi lebih dari 24 jam secara terus menerus, dan dapat diisi ulang dengan alat charger yang disediakan.  Keseluruhan unit SLD 400 ini memiliki bobot sekitar 15 kg.

Panjang gelombang sinar laser bekerja mendekati kemampuan sinar infra-merah, antara 0,8 dan 0,9 micrometer, yang dapat mendeteksi tidak saja alat bidik senapan (termasuk yang tersembunyi dibalik jarring kamuflase, jendela atau struktur honeycomb) tetapi juga jenis-jenis lensa seperti light intensifier untuk teropong malam, range finder, teropong biasa (binocular/monocular), dan sebagainya. Pengoperasian dapat dilakukan dalam berbagai kondisi cuaca, baik siang maupun malam hari, kecuali saat situasi berkabut (hal ini juga tidak dapat dilakukan oleh teropong yang digunakan oleh sniper).

Data-data mengenai Pendeteksi Sniper SLD 400 ini antara lain;
  • Konsep Operasi: Perangkat deteksi penembak runduk ini merupakan konsep baru dengan aplikasi sinar laser.  Dirancang untuk mendeteksi dan melokalisir posisi pembidik optic yang digunakan oleh penembak runduk atau system pembidik optic elektronik (optronic) di daerah operasi tempur, wilayah sensitive atau zona urban yang bekerja atas dasar efek mata-kucing (cat-eye); saat teriluminasi oleh sinar laser, system optic akan mengembalikan sejenis energi.
  • Jarak detaksi efektif: 1000 meter untuk siang hari, sampai 3000 meter pada malam hari.
  • Azimuth dan levasi: -175 derajat sampai +175 derajat untuk azimuth, dan +/- 20 derajat untuk elevasi.
  • Jendela deteksi : 3,9 derajat x 5,3 derajat.
  • Scanning dan deteksi: secara manual dengan joystick.


Sumber : Irwan

Minggu, 25 September 2011

Alat Bidik (pada senjata api) Berikut Variannya

Alat bidik besi pada laras
senapan serbu SIG SG 550
Alat bidik, Bidikan, Pisir (pada senjata api) adalah sebuah alat (perangkat) optik yang berfungsi untuk memandu pandangan mata pada alat bidik pada senjata api atau alat lainnya. Alat bidik banyak digunakan pada teleskop, senjata api, dan berbagai macam alat ukur yang menggunakan alat bidik.

Ragam alat bidik antara lain : bidikan besi, bidikan laser, bidikan reflex, bidikan intip (peep), bidikan teleskopik. Ada juga alat bidik yang digunakan pada pesawat tempur antara lain alat bidik reflektor (dalam bahasa Inggris : reflector sights) dan bidikan gyro (dalam bahasa Inggris : gyro gunsights), kedua jenis alat bidik ini digunakan pada perang dunia kedua, dan banyak dipakai antara tahun 1930an sampai 1960an.

Tapi pada pembahan kali ini, kita akan membahas tentang alat bidik yang ada pada senjata api. Ok, mari kita bahas satu persatu jenis-jenis alat bidik dari yang era konvensional hingga yang digunakan saat ini :

Bidikan besi

Bidikan besi atau Pisir besi (senjata api) adalah sebuah sistem penanda sejajar yang berfungsi untuk melakukan bidikan pada peralatan-peralatan seperti senjata api, busur silang (crossbow), dan juga teleskop, peralatan dengan bidikan besi tidak menggunakan bidikan optik untuk melakukan bidikan pada sasaran.

Bidikan (pisir) besi terdiri dari dua buah bagian yang terbuat dari bahan besi. Bidikan bagian belakang berdiri tegak sejajar dengan sudut pandangan mata (line of sight) biasanya berbentuk cekukan (notch) model huruf V atau U untuk bidikan tipe open sight atau aperture untuk bidikan tipe closed sight, sedangkan bidikan (pisir) bagian depan biasanya berbentuk post, bead (bentuk sirip atau bulat), dan cincin. 

Gambar yang terlihat diatas ialah contoh dari membidik menggunakan bidikan (pisir) besi pada pistol mitraliur Heckler & Koch MP5.


Bidikan teleskopik

Bidikan teleskopik adalah bidikan optik (menggunakan lensa) yang berguna untuk memberikan tambahan akurasi menggunakan titik sasaran (pada salah satu atau kedua buah lensa) pada senjata api, busur silang (crossbow).

Gambar yang terlihat disebelah ialah contoh dari bidikan teleskopik dengan kemampuan pembesaran (zoom) 4x





Reflex sight

Reflex sight adalah bidikan optik yang memantulkan (Bahasa Inggris : reflect) benda atau objek pada bahan kaca (optik) yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan memfokuskan sasaran. Bidikan reflex dibuat sebagai bidikan optik tanpa kemampuan memperbesar sasaran. Bidikan ini tidak memancarkan seberkas sinar (seperti halnya bidikan laser) pada sasaran.

Gambar yang terlihat disebelah ialah contoh dari bidikan reflex red dot sight merk Tasco ProPoint 2 5 MOA (model PDP2ST), yang dipasang pada senapan serbu Ruger 10/22. Bidikan ini buatan Jepang untuk Tasco, bidikan Tasco ProPoint 2 merupakan salah satu model bidikan reflex red dot sight generasi awal.


Bidikan laser

Bidikan laser adalah bidikan yang menggunakan sinar laser sebagai pemandu tembakan ke sasaran, biasanya dipasang sejajar dengan laras senjata api. Sinar laser yang digunakan biasanya berwarna merah, tapi saat ini ada juga bidikan laser yang menggunakan warna hijau sebagai warna sinar lasernya.

Gambar yang terlihat disebelah ialah senapan Karabin M4 yang sudah dilengkapi dengan bidikan laser AN/PEQ-2A.


Itulah tadi ke-4 varian alat bidik yang sering digunakan pada senjata api. Tapi dengan cepatnya perkembangan teknologi, maka saya yakin bahwa untuk kedepannya akan muncul lagi alat bidik dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya.

Lavochkin La-9 Fritz



Salah satu pesawat andalan Uni Soviet dalam Perang Dunia II adalah Lavochkin La-7. Pesawat ini mampu mengimbangi pesawat-pesawat Angkatan Udara Jerman, namun memiliki kelemahan utama karena struktur rangka pesawat ini banyak yang terbuat dari kayu. Oleh karena itu maka Lavochkin mencoba untuk membuat pesawat tempur seperti La-7 namun dengan struktur rangka pesawat dari logam. Hasil pengembangan Lavochkin tersebut kemudian menghasilkan prototype pesawat tempur La-126 yang berhasil melakukan first flight pada tahun 1944 namun tidak memasuki tahap produksi karena pihak militer Uni Soviet menilai kemampuan pesawat tersebut tidak lebih baik dari La-7.

Walaupun gagal diproduksi, namun Lavochkin tetap mengembangkan dan memperbaiki rancangan pesawat tempur tersebut. Setelah Perang Dunia II berakhir dan dunia memasuki perang dingin, maka pihak militer Uni Soviet berubah pikiran. Lavochkin kemudian mengembangkan pesawat tempur dengan berdasarkan prototype La-126 yang kemudian menghasilkan pesawat tempur La-9. La-9 berhasil melakukan first flight pada tahun 1946 dan tidak lama kemudian mulai digunakan oleh satuan-satuan tempur Angkatan Udara Uni Soviet. Pesawat tempur ini diproduksi dari tahun 1946 sampai dengan tahun 1948 dengan jumlah produksi mencapai 1.559 unit dalam berbagai varian, salah satunya adalah varian latih La-9UTI. Selain Uni Soviet, La-9 juga digunakan oleh Angkatan Udara Rumania, Korea Utara, dan RRC.

Specifications (La-9)
  • Crew : 2
  • Powerplant : 1 x 1,850 hp Shvetsov ASh-82FN piston engine
  • Length : 8.63m
  • Wingspan : 9.80m
  • Height : 3.56m
  • Weight empty : 2,638 kg
  • Maximum take-off weight : 3,676 kg
  • Maximum speed : 690 km/h
  • Range : 1,735 km
  • Service ceiling : 10,800m
  • Armament : 4 x 23mm NS-23 cannons