SLD-400 (Cortesy of Cilas) |
Penembak runduk (sniper) merupakan ancaman yang sangat significant dalam suatu operasi tempur. Hal ini juga dihadapi oleh pasukan perdamaian dari Perancis yang tergabung dalam SFOR pada saat bertugas di Bosnia. Setidaknya 80 personil pasukan Perancis Gugur dalam tugas diakibatkan oleh tembakan penembak runduk di Serajevo selama tahun 1992.
Berdasarkan kejadian tersebut dan kekhawatiran akan jatuhnya korban lebih banyak lagi, Departemen Pertahanan Perancis di Paris meminta kepada pihak Industri pertahanan untuk menciptakan alat yang dapat meng-counter ancaman dari para sniper ini.
Salah satu industri pertahanan Perancis yang teribat dalam upaya pembuatan alat pendeteksi keberadaan sniper ini adalah Cilas, industri yang mengkhususkan produknya pada perangkat optic-elektronic (optronic), yang merupakan anak perusahaan dari EADS. Saat itu peralatan yang ada hanyalah alat deteksi akustik yang aslinya dikembangkan oleh pihak militer Inggris untuk mendukung operasi mereka di Irlandia Utara.
Saat di uji di Bosnia, system tersebut ternyata tidak membuahkan hasil karena ketidakakuratannya, respon yang lambat dan beberapa factor lainnya. Alat ini bekerja berdasarkan pendeteksian bunyi saat penembakan, dan saat peluru berjalan menuju target, dengan bantuan perangkat microphone, baru lokasi sniper dapat diketahui.
Para teknisi Cilas berupaya keras untuk mencari solusi yang terbaik, maka mereka mencoba untuk mendapatkan cara yang lebih efisien. Dari berbagai percobaan, Cilas mencoba untuk mendeteksi keberadaan sniper berdasarkan unit pembidik yang dipasang pada senapan runduk. Maka dicobalah suatu metode dengan prinsip sinar mata kucing atau "The Cat Eye Principle".
Lensa optic telescope dapat menghasilkan suatu energi yang dapat ditangkap oleh sapuan sinar laser, saat sapuan sinar laser tersebut menangkap object optic telescope, maka akan ditampakkan pada layar monitor, sehingga keberadaan penembak runduk dapat diketahui sebelum ia menjalankan aksinya.
Seperti halnya lampu utama pada mobil/kendaraan, refleksi sinar yang ditimbulkan oleh retina mata kucing dapat terlihat dikegelapan. Demikian juga halnya dengan bola mata sniper yang sedang melakukan pembidikan dengan telescope dapat dideteksi dengan bantuan sapuan sinar laser yang tidak terlihat. Kemudian sistem laser transmitter/receiver akan secara instant dan akurat melokalisir keberadaan sniper tersebut.
Pengembangan dari kemampuan jarak tembak 300 sampai 600 meter ditingkatkan sampai dengan kemampuan jarak sapuan lebih dari 1000 meter, bahkan kemudian sampai kepada jarak 4000 meter. Seperti diketahui, dengan munculnya senapan runduk caliber 12,7mm atau .50, jarak tembak sniper dapat mencapai jarak efektif mematikan sampai 1000 meter.
Salah satu alat deteksi keberadaan sniper ini oleh pihak Cilas diberi kode SLD-400. Perangkat ini terdiri dari dua bagian utama, perangkat deteksi yang merupakan laser transmitter/receiver dengan menggunakan alat penyangga tiga-kaki (tripod) dan unit processor/monitor yang hampir sama bentuknya dengan perangkat laptop, keduanya dihubungkan dengan kabel khusus tipe RS 232 serial link.
Perangkat ini bekerja dengan bantuan batere 24 Volt standar militer (MIL STD 1275 A) yang dapat beroperasi lebih dari 24 jam secara terus menerus, dan dapat diisi ulang dengan alat charger yang disediakan. Keseluruhan unit SLD 400 ini memiliki bobot sekitar 15 kg.
Panjang gelombang sinar laser bekerja mendekati kemampuan sinar infra-merah, antara 0,8 dan 0,9 micrometer, yang dapat mendeteksi tidak saja alat bidik senapan (termasuk yang tersembunyi dibalik jarring kamuflase, jendela atau struktur honeycomb) tetapi juga jenis-jenis lensa seperti light intensifier untuk teropong malam, range finder, teropong biasa (binocular/monocular), dan sebagainya. Pengoperasian dapat dilakukan dalam berbagai kondisi cuaca, baik siang maupun malam hari, kecuali saat situasi berkabut (hal ini juga tidak dapat dilakukan oleh teropong yang digunakan oleh sniper).
Data-data mengenai Pendeteksi Sniper SLD 400 ini antara lain;
- Konsep Operasi: Perangkat deteksi penembak runduk ini merupakan konsep baru dengan aplikasi sinar laser. Dirancang untuk mendeteksi dan melokalisir posisi pembidik optic yang digunakan oleh penembak runduk atau system pembidik optic elektronik (optronic) di daerah operasi tempur, wilayah sensitive atau zona urban yang bekerja atas dasar efek mata-kucing (cat-eye); saat teriluminasi oleh sinar laser, system optic akan mengembalikan sejenis energi.
- Jarak detaksi efektif: 1000 meter untuk siang hari, sampai 3000 meter pada malam hari.
- Azimuth dan levasi: -175 derajat sampai +175 derajat untuk azimuth, dan +/- 20 derajat untuk elevasi.
- Jendela deteksi : 3,9 derajat x 5,3 derajat.
- Scanning dan deteksi: secara manual dengan joystick.
Sumber : Irwan