Sabtu, 21 Mei 2011

QW-3 (Rudal Panggul Andalan Paskhas TNI AU)



Introduction
QianWei-3 (QW-3) adalah rudal anti pesawat jinjing yang diluncurkan dari bahu. Rudal ini pertama kali diperkanalkan di Zhuhai pada tahun 2002. Tidak seperti rudal jinjing anti pesawat lainnya, QW-3 tidak dilengkapi dengan penuntun infra merah tetapi menggunakan penuntun laser semi aktif yang unik (unique nose-mounted semi-active laser guidance seeker). Penuntun laser ini menyebabkan rudal ini tahan terhadap flares panas yang diluncurkan pesawat khusus untuk menipu rudal pencari panas maupun sumber panas lain di darat. Walaupun reaksi dari penuntun laser tidak terlalu gesit (15 derajat/detik) dibandingkan penuntun infra merah, tetapi kelemahan ini bisa ditutupi dengan kenyataan bahwa pesawat bergerak lebih lamban pada ketinggian rendah.

Badan rudal QW-3 menggunakan desain dasar dari rudal QW-1, tapi dipasang roket padat tahap kedua sebagai pendorong pada bagian belakang rudal. Ini membuat QW-3 bisa terbang lebih jauh (8 km) pada kecepatan tinggi (750 m/d) dan membawa hulu ledak lebih berat. Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak expanding-rod high-explosive fragmentation yang memiliki zona bunuh radius 3 m.


QW-3 di Tangan Paskhas TNI AU

Setelah cukup lama tak mengoperasikan rudal, akhirnya saat ini Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU kembali dipercaya mengoperasikan rudal anti serangan udara alias SAM (surface to air missile). Tapi beda dari tahun 60-an, kala itu TNI AU punya arsenal monster SAM SA-2, yakni rudal berjangkauan jarak sedang yang punya kecepatan 3,5 Mach dan jadi momok menakutkan bagi pesawat tempur NATO.

Nah, lima dekade telah berlalu, saat ini Paskhas TNI AU sayangnya tak lagi mengoperasikan rudal hanud (pertahanan udara) jarak sedang. Konon sesuai kebutuhan strategis, Paskhas TNI AU kini justru mengusung alutsista berupa rudal SAM jarak pendek, rudal yang dimaksud tak lain adalah QW (QianWei)-3 buatan CPMIEC (China National Machinery Import and Export), RRC. QW-3 terbilang alutsista anyar di lingkungan TNI, rudal ringan ini kabarnya baru masuk ke arsenal alutsista TNI AU pada kuartal kedua tahun 2010 lalu. Salah satu kesatuan Paskhas yang pertama mengoperasikan QW-3 yakni Skadron Paskhas 463 di Madiun, Jawa Timur.

Ditilik dari spesifikasinya, QW-3 merupakan jenis rudal panggul hanud permukaan ke udara untuk menghadapi sasaran pesawat tempur berkecepatan tinggi/rendah dengan ketinggian rendah maupun sangat rendah. Sebagai rudal hanud berjangkauan jarak pendek, jarak tembak maksimumnya hanya sampai 8 Km dengan ketinggian maksimum 5 Km. Dilihat dari profilnya jelas QW-3 amat ideal menghantam pesawat tempur atau helikopter lawan yang terbang di ketinggian rendah.

Tak seperti rudal panggul (portable) yang ada saat ini, QW-3 yang pertama kali diperkenalkan pada Zhuhai Air Show di Cina tahun 2002, tak menggunakan sistem pemandu passive infra red. Rudal ini justru menggunakan pemandu semi aktif laser yang ditempatkan pada bagian moncongnya. Dengan pemandu laser, rudal ini relatif tahan terhadap flares (pengecoh panas) yang diluncurkan pesawat sasaran. Teknologi lain yang melengkapi QW-3 adalah anti jamming. Untuk mendukung manuver tinggi saat menguber dan menghancurkan, rudal ini dilengkapi teknologi mikro komputer.

Tampilan utuh QW-3

Tak mudah bagi pesawat untuk lolos bila telah dikunci oleh rudal ini, kecepatan luncur rudal ini terbilang fantastis untuk kelas rudal panggul, yakni 750 meter per detik, atau sekitar 2,7 Mach. Hulu ledaknya mengadopsi jenis high-explosive fragmentation dengan radius mematikan 3 meter.

Keunggulan lain dari rudal ini dapat membuat analisa logis dari energi target dan karakteristik gerakan dari target serta mengenali target secara efektif tanpa hambatan. Adapaun sistem perlengkapan rudal QW 3 dan BCU (Battery Coolant Unit) tersimpan dalam wadah tertutup rapat (kedap udara, anti kelembaban tahan lama), ukurannya kecil dan portable, sehingga dapat diaplikasikan pada kendaraan tempur (tank, mobil tempur dan kendaraan lainnya).

Sebagai rudal panggul, pengoperasian QW-3 terbilang sederhana dan punya mobilitas sangat tinggi. QW-3 diawaki oleh seorang juru tembak dengan posisi menembak berdiri. Selain bisa dioperasikan lewat panggul oleh seorang prajurit, untuk menjaga ke stabilan rudal seberat 23 Kg ini juga dipasangkan pada dudukan tripod pada kendaraan jip.

Saat digunakan oleh Paskhas, QW-3 tercatat sudah beberapa kali diujicoba, seperi di Garut, Jawa Barat pada 9 Juli 2010, Rudal yang diujicoba sebanyak empat buah. Sasaran tembaknya adalah beberapa pesawat yang menggunakan remote control, “tujuan kegiatan ini untuk mengetahui ketepatan maksimal sasaran tembak. Hasil uji coba cukup berhasil karena tepat mengenai sasaran,” ujar Kepala Penerangan Pasukan Khas TNI AU Lanud Sulaeman, Letnan Kolonel Sus Ahmad Nairiza, dikutip dari Tempointeraktif.com (9/7/2010).

QW-3 milik Paskhas dipasang dalam platform tripod di kendaraan jip

Selain di Garut, sebelumnya QW-3 juga diujicoba di pantai selatan kabupaten Pacitan pada kamis (10/6/2010) disaksikan oleh para pejabat TNI AU, Dephan, dan Mabes TNI. Kegiatan uji tembak tersebut dapat berjalan dengan lancar dan cukup berhasil ditandai dengan tembakan Rudal mengenai sasaran tembak berupa pesawat target drone.


Spesifikasi QW-3
  • Panjang : 2,1 meter
  • Berat : 23 Kg
  • Jangkauan : 0,8 – 8 Km
  • Ketinggian max : 5 Km
  • Kecepatan luncur : 750 meter per detik/2700 Km per jam
  • Hulu ledak : high-explosive fragmentation
  • Mesin : Roket berbahan bakar padat
  • Pemandu : semi aktif laser


Tidak ada komentar:

Posting Komentar